Apa Itu OSI dan Fungsinya dalam Jaringan Komputer?

Mengetahui apa itu OSI mungkin menjadi suatu hal yang menarik untuk ditekuni dan dipahami. OSI, atau kependekan dari Open Systems Interconnection, adalah sebuah model referensi untuk komunikasi jaringan komputer. Model ini dibuat oleh International Organization for Standardization (ISO) untuk memudahkan komunikasi antarperangkat yang berbeda dalam jaringan.

Dalam model OSI, komunikasi jaringan dibagi menjadi tujuh lapisan. Masing-masing lapisan memiliki tugas dan fungsi yang spesifik dalam penerimaan, pengiriman, dan pengolahan data. Model OSI memberi pemahaman yang komprehensif mengenai bagaimana data diproses di setiap lapisan, sehingga memudahkan teknisi jaringan dalam menyelesaikan masalah dan menghindari kesalahan yang mungkin terjadi.

Menjelaskan secara lengkap mengenai model OSI mungkin memang membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam. Namun, dengan pemahaman dasar mengenai apa itu OSI, kita dapat memahami dengan lebih baik bagaimana data berkomunikasi di jaringan dan bagaimana setiap komponen jaringan saling berhubungan dalam pengiriman dan penerimaan data.

Pengertian OSI

OSI atau Open System Interconnection adalah suatu model referensi atau model jaringan yang digunakan sebagai pedoman dalam perancangan dan pembuatan jaringan komputer. Model OSI fokus pada cara jaringan komputer dapat berkomunikasi secara efektif dengan berbagai aplikasi.

Model OSI dikembangkan oleh ISO (International Standards Organization) pada tahun 1984 sebagai standar untuk jaringan komputer. Model ini terdiri dari tujuh layer atau lapisan yang masing-masing memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda untuk memastikan komunikasi data antar sistem yang terhubung berjalan lancar dan terorganisir.

Komponen Model OSI

  • Application Layer – berfungsi untuk menangani operasi aplikasi dan memungkinkan aplikasi berkomunikasi dengan protokol jaringan.
  • Presentation Layer – bertugas untuk mengelola format data, enkripsi, dekripsi, serta kompresi data selama proses pengiriman.
  • Session Layer – mengatur dan menjaga koneksi antara aplikasi yang berjalan pada dua sistem yang berbeda.
  • Transport Layer – bertanggung jawab atas pengiriman dan penerimaan data antara dua sistem.
  • Network Layer – mengelola alamat IP dan routing data paket pada jaringan.
  • Data Link Layer – mengirim dan menerima data dalam bentuk frame antar node pada jaringan.
  • Physical Layer – menangani transmisi data pada medium jaringan seperti fisik kabel dan frekuensi radio.

Manfaat Model OSI

Implementasi model OSI sangat membantu dalam perancangan jaringan yang kompleks dan sangat terorganisir. Pada setiap layer model ini, tugas dan fungsi yang dilakukan sudah terdefinisi dengan jelas. Selain itu, model OSI membuat perusahaan IT lebih mudah dalam menentukan level keamanan dan privasi yang diperlukan untuk setiap lapisan.

Model OSI bertindak sebagai dasar pengembangan teknologi jaringan dan menspesifikasikan interaksi antara perangkat lunak dan perangkat keras. Hal ini menyebabkan kompatibilitas yang lebih baik antar perangkat keras dan perangkat lunak pada jaringan yang berbeda.

Tabel Komponen Model OSI

Lapisan Nama Lapisan Data Unit Fungsi Utama
7 Application Layer Data Interaksi antar aplikasi
6 Presentation Layer Data Format dan presentasi data
5 Session Layer Data Penanganan koneksi dan komunikasi antar aplikasi
4 Transport Layer Segment Pengiriman data antar sistem dengan fungsi error recovery dan flow control
3 Network Layer Packet Routing dan pengiriman paket pada jaringan
2 Data Link Layer Frame Verifikasi alamat jaringan dan pengiriman frame pada jaringan
1 Physical Layer Bit Transmisi bit pada setiap medium jaringan

Sejarah OSI

OSI atau Open Systems Interconnection adalah sebuah model konseptual yang dibuat oleh International Organization for Standardization (ISO) pada tahun 1984 yang berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan-perusahaan teknologi untuk membuat jaringan komunikasi yang aman, terpadu dan inter operasional. Konsep ini cukup populer di dunia bisnis dan teknologi karena model ini membuat perusahaan dapat mengembangkan teknologi tanpa mengambil terlalu banyak risiko. Model ini memiliki tujuan agak berbeda dari model-model lain karena telanjur dianggap “terlalu teoritis”. Sebagai alternatif, model-model pipa dibuat untuk menjalankan jaringan komunikasi dengan lebih efisien dan efektif.

Sejarah OSI – Pengembangan

  • Pada awal tahun 1970-an, sejumlah perusahaan teknologi yang berbeda-beda, seperti IBM, Honeywell, dan Western Electric yang pada saat itu merupakan divisi dari AT&T telah membuat protokol komunikasi yang berbeda untuk menghubungkan system mereka. Sehingga IBM mengembangkan protokol SNA (System Network Architecture), Honeywell mengembangkan Dewey, dan AT&T mengembangkan Protokol Transport Layer Internetwork (Paket Transport Layer Protocol atau TLIP).
  • Pada tahun 1978, International Organization for Standardization (ISO) mengembangkan prosedur untuk membuat standar teknologi yang seragam dan terbuka.
  • Pada tahun 1984 model OSI dilembagakan dan model ini harus menjadi standar yang menjadi dasar bagi perusahaan untuk mengembangkan teknologi mereka.

Sejarah OSI – Komponen

Model OSI terdiri dari 7 lapisan yang dimulai dari lapisan terendah sampai lapisan tertinggi yaitu:

  1. Physical layer – memberikan penanganan sinyal elektronik yang diperlukan untuk jaringan.
  2. Data Link layer – mengendalikan aliran pengiriman data rinci dari satu perangkat ke perangkat lain dan menyediakan identifikasi dan penanganan error.
  3. Network layer – bertanggung jawab atas perutean data melalui jaringan, menggabungkan beberapa alamat fisik menjadi satu jalur jaringan dan memberikan jasa pemantauan kelayakan jaringan.
  4. Transport layer – menyediakan layanan yang memungkinkan aplikasi pedagang untuk berkomunikasi dengan satu sama lain tanpa mengingat detail teknis jaringan.
  5. Session layer – memastikan bahwa komunikasi antara dua host dapat terjadi dengan baik, mengkoordinasikan antara aplikasi di dua node, dan menjaga link antara node tetap terbuka selama durasi sesi.
  6. Presentation layer – bertanggung jawab untuk menjalankan protokol enkripsi data untuk memastikan transmisi data aman, memastikan bahwa data disajikan dengan benar, dan menjadi transmisi data antara aplikasi berbeda pada node yang sama.
  7. Application layer – adalah lapisan paling atas yang menyediakan antarmuka untuk layanan jaringan yang digunakan oleh aplikasi.

Sejarah OSI – Keuntungan

Model OSI membawa banyak keuntungan untuk perusahaan teknologi karena ini memungkinkan mereka untuk lebih mudah mengembangkan protokol dan teknologi baru tanpa khawatir tentang kompatibilitas dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada. Ini juga memudahkan penjualan produk di pasar internasional karena standar itu umum bagi seluruh dunia. Hal ini pada akhirnya mengarah pada pengembangan jaringan dan teknologi yang lebih cepat dan terintegrasi.

Keuntungan OSI: Kerugian OSI:
Memungkinkan pengembangan teknologi baru yang lebih cepat dan mudah Mungkin terlalu teoritis dan sulit diaplikasikan dalam skala besar
Mudah untuk dipahami dan diatur Muhun bisa menghalangi inovasi yang lebih baik
Melakukan pekerjaan untuk menghindari masalah kompatibilitas yang mungkin terjadi Memerlukan banyak biaya dan waktu untuk merancang dan mengimplementasikan

Setelah itu, model OSI mulai digunakan dalam pembuatan jaringan pada perusahaan. Seiring berjalannya waktu, OSI lebih dikembangkan dan diubah untuk memenuhi kebutuhan teknologi. Saat ini, OSI telah menjadi standard industri dan menjadi sangat penting dalam pengembangan teknologi jaringan.

Fungsi OSI

OSI (Open System Interconnection) adalah sebuah model jaringan yang digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan komputer. Model ini digunakan untuk membantu membuat sebuah standar atau panduan dalam pengembangan jaringan, sehingga dapat menghubungkan komputer secara efektif. Ada 7 lapisan dalam model OSI yang masing-masing lapisan memiliki fungsi yang berbeda-beda.

  • Lapisan Fisik (Physical Layer): Berfungsi untuk melakukan transmisi data dari satu titik ke titik lain, menangani perangkat fisik jaringan dan menentukan bagaimana data dikirimkan melalui media transmisi seperti kabel atau udara.
  • Lapisan Data-Link (Data-Link Layer): Bertanggung jawab untuk membentuk dan membuka koneksi antara dua perangkat jaringan, mengelola pengiriman data yang akurat dan teratur dan menangani kesalahan dalam transmisi data.
  • Lapisan Jaringan (Network Layer): Berfungsi untuk memetakan alamat logis ke dalam alamat fisik serta mengatur jalur data yang optimal melalui jaringan. Lapisan ini juga bertanggung jawab atas proses routing data dalam jaringan.
  • Lapisan Transport (Transport Layer): Bertanggung jawab untuk pengiriman data yang andal dan terkoneksi antara dua titik dalam jaringan, mampu membagi data menjadi kumpulan yang lebih kecil untuk mengoptimalkan pengiriman data.
  • Lapisan Sesi (Session Layer): Berfungsi untuk membuka, mengelola, dan menutup sesi komunikasi antara dua perangkat jaringan, memastikan keamanan dan kerahasiaan data.
  • Lapisan Presentasi (Presentation Layer): Melakukan konversi dan enkode data dalam format yang dapat dimengerti oleh aplikasi di kedua sisi jaringan.
  • Lapisan Aplikasi (Application Layer): Tempat dimana aplikasi beroperasi dan berkomunikasi dengan jaringan, contohnya email, web browsing, dan transfer file.

Fungsi Lapisan Data-Link

Lapisan Data-Link adalah lapisan kedua dalam model OSI yang bertanggung jawab untuk membentuk dan membuka koneksi antara dua perangkat jaringan, mengelola pengiriman data yang akurat dan teratur dan menangani kesalahan dalam transmisi data. Beberapa fungsi lapisan Data-Link antara lain:

  • Framing: Melakukan pembungkusan data dari lapisan satu ke frame
  • Addressing: Memberikan alamat jaringan dan alamat tujuan pada frame
  • Access Control: Membuat dan mengatur aturan yang mengatur bagaimana penggunaan media dibagi di antara banyak perangkat, dimana hanya satu perangkat yang dapat mengakses media satu waktu. Salah satu contohnya adalah metode CSMA/CD untuk akses media Ethernet.
  • Flow Control: Membatasi transfer data ke kecepatan yang dapat ditangani oleh perangkat tujuan
  • Error Control: Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan dalam pengiriman data dengan menggunakan checksum atau metode deteksi kesalahan lainnya.
Fungsi Pengertian
Framing Melakukan pembungkusan data dari lapisan satu ke frame
Addressing Memberikan alamat jaringan dan alamat tujuan pada frame
Access Control Membuat dan mengatur aturan yang mengatur bagaimana penggunaan media dibagi di antara banyak perangkat, dimana hanya satu perangkat yang dapat mengakses media satu waktu
Flow Control Membatasi transfer data ke kecepatan yang dapat ditangani oleh perangkat tujuan
Error Control Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan dalam pengiriman data

Untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut, lapisan Data-Link menggunakan protokol seperti Ethernet, Wi-fi, dan Frame Relay.

Struktur OSI

Model OSI (Open Systems Interconnection) adalah sebuah model referensi untuk sistem komunikasi jaringan yang dibuat oleh ISO (International Organization for Standardization). Model OSI ini terdiri dari tujuh lapisan, masing-masing dengan fungsi dan peran yang berbeda-beda. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai struktur model OSI secara mendetail.

Lapisan ke-4 – Lapisan Transport

Lapisan ke-4 adalah lapisan transport, yang bertanggung jawab untuk memastikan terjadinya komunikasi data yang handal dan efisien antar host. Fungsi utama dari lapisan transport adalah untuk mengatur end-to-end flow control dan error recovery, sehingga data yang dikirimkan antar host dapat sampai dengan aman dan akurat. Dalam model OSI, lapisan transport memiliki dua protokol yang biasanya digunakan: Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai dua protokol tersebut:

  • Transmission Control Protocol (TCP)
    TCP adalah protokol yang paling populer digunakan pada lapisan transport. Protokol ini digunakan untuk mengatur konektivitas end-to-end antara host, yang berarti bahwa data yang dikirimkan akan dikirimkan dan diterima dengan urutan yang tepat. Selain itu, TCP juga menangani pembagian data menjadi segment-segment yang lebih kecil, dan memastikan bahwa setiap segment diterima dengan baik dan tidak hilang selama proses pengiriman.
  • User Datagram Protocol (UDP)
    UDP merupakan protokol alternatif yang digunakan pada lapisan transport. Berbeda dengan TCP, protokol ini tidak menjamin pengiriman data yang handal dan efisien. Data yang dikirimkan menggunakan UDP dapat hilang atau cacat, karena protokol ini tidak memiliki mekanisme pengaturan flow control dan error recovery. Namun, kelebihan dari UDP adalah kecepatan pengiriman data yang lebih cepat dan tidak membangkitkan banyak overhead.

Selain itu, pada lapisan transport juga terdapat dua jenis port yaitu Port TCP dan Port UDP. Port TCP dan UDP ini memungkinkan identifikasi penerima pada host yang sama yang menerima data dari port yang berbeda-beda, dengan demikian memungkinkan lebih dari satu aplikasi menggunakan layanan transport pada saat bersamaan.

Protokol Port Keterangan
TCP 80 HTTP
TCP 443 HTTPS
TCP 25 SMTP
TCP 21 FTP
UDP 53 DNS
UDP 69 TFTP

Beberapa contoh port yang sering digunakan dengan menggunakan nested protocol TCP/IP pada lapisan network layer (contohnya HTTPS) seperti pada tabel di atas.

Model OSI

Model OSI, atau Open Systems Interconnection Model, adalah sebuah model referensi untuk memahami komunikasi jaringan komputer. Model ini dibuat oleh International Organization for Standardization (ISO) sebagai acuan universal untuk membangun sebuah jaringan komputer yang dapat berkomunikasi dengan perangkat lain yang mengikuti standar yang sama.

Model OSI didasarkan pada konsep “layering”, yang artinya data yang dikirimkan dari satu perangkat dapat dibagi menjadi beberapa layer atau lapisan yang masing-masing layernya bertanggung jawab atas tugas tertentu dalam proses komunikasi. Ada 7 layer dalam model OSI, yaitu:

  • Layer 7: Application
  • Layer 6: Presentation
  • Layer 5: Session
  • Layer 4: Transport
  • Layer 3: Network
  • Layer 2: Data Link
  • Layer 1: Physical

Masing-masing layer memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda dalam proses komunikasi jaringan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tugas dan fungsi tiap layer:

  • Layer 7: Application – layer yang berinteraksi langsung dengan pengguna dan aplikasi yang digunakan.
  • Layer 6: Presentation – layer yang menangani konversi data menjadi format yang sesuai dengan aplikasi yang digunakan.
  • Layer 5: Session – layer yang mengatur dan mengendalikan jalannya proses sesi komunikasi.
  • Layer 4: Transport – layer yang menangani pengiriman data secara efektif dan efisien melalui jaringan.
  • Layer 3: Network – layer yang menentukan rute yang akan dilalui oleh data dalam jaringan komputer.
  • Layer 2: Data Link – layer yang menangani pengiriman data antara dua perangkat yang terhubung secara langsung.
  • Layer 1: Physical – layer yang menangani pergerakan bit-data melalui media transmisi, seperti kabel atau nirkabel.

Model OSI memiliki tabel yang memperlihatkan urutan lapisan dan fungsi tiap layernya, sehingga memudahkan pengguna untuk memahami proses komunikasi jaringan secara visual:

Layer 7 Application Interface antara aplikasi dan jaringan
Layer 6 Presentation Konversi data agar dapat dipahami oleh aplikasi yang digunakan
Layer 5 Session Mengatur dan mengendalikan jalannya proses sesi komunikasi
Layer 4 Transport Menangani pengiriman data secara efektif dan efisien melalui jaringan
Layer 3 Network Menentukan rute yang akan dilalui oleh data dalam jaringan komputer
Layer 2 Data Link Menangani pengiriman data antara dua perangkat yang terhubung langsung
Layer 1 Physical Menangani pergerakan bit-data melalui media transmisi

Dengan memahami model OSI, pengguna dapat lebih mudah dalam membangun, mengelola, dan mengoptimalkan jaringan komputer yang berinteraksi dengan perangkat lainnya dalam satu sistem.

Keuntungan OSI

Open Systems Interconnection (OSI) merupakan sebuah model referensi yang didesain oleh International Organization for Standardization (ISO) untuk menjelaskan bagaimana suatu jaringan komputer harus bekerja. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dengan menggunakan model OSI, yaitu:

  • Interoperabilitas – Dengan menggunakan model OSI, perangkat lunak dan perangkat keras dari pabrikan yang berbeda dapat terintegrasi dengan mudah ke dalam jaringan yang sama.
  • Skalabilitas – Model OSI memungkinkan jaringan untuk ditingkatkan dan diubah secara mandiri tanpa harus mempengaruhi komponen lain dalam jaringan.
  • Pemecahan masalah yang mudah – Model OSI membagi jaringan menjadi tujuh lapisan, sehingga masalah yang terjadi pada satu lapisan tidak akan mempengaruhi lapisan lainnya. Hal ini membuat pemecahan masalah menjadi lebih mudah.

Keuntungan OSI

Model OSI juga membantu dalam mengembangkan standar komunikasi yang dapat digunakan di seluruh dunia. Dengan menggunakan standar yang sama, para pengembang software dan hardware dapat secara efektif bekerja bersama untuk menciptakan solusi yang lebih baik. Berikut adalah beberapa keuntungan lain yang bisa didapatkan dengan menggunakan model OSI:

  • Efektivitas – Model OSI memungkinkan jaringan untuk beroperasi secara efisien dan efektif.
  • Keamanan – Model OSI memungkinkan jaringan untuk disusun dengan lapisan keamanan yang dapat diawasi dan diatur.
  • Penerapan yang mudah – Model OSI memudahkan dalam penerapan dan pengembangan jaringan, oleh karena itu mampu mengurangi biaya pengembangan jaringan.

Keuntungan OSI

Model OSI memiliki lapisan presentasi dan lapisan aplikasi yang sangat penting dalam transfer data. Keuntungan dari kedua lapisan ini adalah:

Lapisan Presentasi:

  • Melakukan konversi data dan pemetaan.
  • Memampatkan dan mendekompressi data.
  • Enkripsi dan dekripsi data.

Lapisan Aplikasi:

Level Deskripsi
7 Application – Menyediakan layanan jaringan untuk aplikasi pengguna.
6 Presentation – Menyediakan abstraksi data yang diterima oleh aplikasi.
5 Session – Memastikan koneksi yang stabil melalui pertukaran token antara pengguna jaringan.

Lapisan aplikasi menyediakan layanan jaringan untuk aplikasi pengguna dan membuat banyak fitur komunikasi menjadi lebih mudah, seperti pengiriman email, file sharing, dan web browsing.

Kritik Terhadap OSI

OSI (Open Systems Interconnection) adalah standar model referensi untuk menyusun protokol komunikasi komputer. Meskipun OSI memiliki tujuan yang baik untuk mengatur komunikasi antar perangkat, namun model ini juga mendapat kritik dari berbagai pihak. Beberapa kritik yang sering diutarakan mengenai OSI di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Tidak Serentak dengan Implementasi
  • Salah satu kritik yang sering diarahkan pada OSI adalah bahwa standar ini tidak selalu serentak dengan apa yang terjadi di lapangan. Beberapa protokol komunikasi popular seperti TCP/IP sudah digunakan dalam praktik sebelum OSI menjadi standar, sehingga beberapa fitur dan protokol dalam OSI kurang populer dan bahkan tidak digunakan dalam implementasi sehari-hari.

  • Kurangnya Penyesuaian dengan Perubahan Teknologi
  • OSI dikembangkan pada tahun 1984 dan hingga sekarang belum mendapat pembaruan signifikan. Kurangnya penyesuaian dengan perkembangan teknologi membuat beberapa aspek dari model OSI terlihat ketinggalan zaman. Sebagai contoh, lapisan data-link dan fisik bersama-sama mencakup lapisan 1 dan lapisan 2 dalam model OSI sehingga tidak membahas protokol jaringan yang populer saat ini seperti Wi-Fi.

  • Kompleksitas Model
  • OSI memiliki 7 lapisan yang memang memberikan struktur dan definisi yang jelas untuk protokol tertentu. Namun, kompleksitas model tersebut sering dianggap sebagai overkill dan mempersulit implementasi protokol. Hal ini dapat menimbulkan biaya yang lebih tinggi dan memakan waktu implementasi yang lebih lama karena perlu memenuhi persyaratan pada setiap lapisan.

Kritik Terhadap Lapisan Presentasi dan Session

Lapisan Presentasi dan Session adalah dua lapisan yang sering menjadi objek kritik dari model OSI. Lapisan Presentasi memiliki tanggung jawab untuk merubah data dari format yang dikirimkan menjadi format yang dapat diterima oleh aplikasi. Sementara itu, Lapisan Session mengatur dan memelihara koneksi antara dua aplikasi yang berbeda. Beberapa kritik terhadap kedua lapisan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

Pada Lapisan Presentasi:

  • Kompleksitas Encoding dan Format
  • Lapisan Presentasi memperkenalkan banyak jenis format dan encoding dalam upaya untuk menyediakan komunikasi yang platform-independent. Namun, dengan menghadirkan kompleksitas dalam encoding dan format, membuat proses ini sulit dan memakan waktu, terutama untuk aplikasi dalam jaringan yang besar.

  • Tidak Konsisten dalam Spesifikasi
  • Standarisasi di lapisan Presentasi tidak selalu konsisten, misalnya dalam definisi buffering, kompresi, enkripsi, dan fitur logika lainnya. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam implementasi secara konsisten dan menghasilkan protokol yang canggih.

Pada Lapisan Session:

Lapisan Session bertanggung jawab untuk mempertahankan koneksi dan menjaga urutan pengiriman paket data. Namun, ada beberapa sisi negatif terkait implementasi dan persyaratan dari layer Session:

  • Sulit untuk dilacak
  • Karena layer Session ada di antara aplikasi, ini membuatnya sulit untuk dilacak dan bisa menimbulkan masalah dalam pemecahan kasus masalah serta debugging.

  • Kesulitan dalam Menjaga Persistensi Data
  • Layer Session sulit dalam menjaga persistensi data. Ini dapat terjadi ketika koneksi putus atau terjadi kesalahan dalam pengiriman, sehingga dapat mempengaruhi transaksi yang dilakukan dari aplikasi.

  • Kurangnya Keselarasan dengan Aplikasi
  • Karena layer Session menerapkan kendali pada aplikasi, maka sulit untuk mencapai keselarasan dengan aplikasi. Masalah ini sebenarnya juga terjadi pada lapisan Presentasi, dimana kurangnya kesesuaian atau kesesuaian yang kurang sempurna antara model dengan implementasi yang tersedia sering menjadi masalah serius.

Tabel Banding OSI vs TCP/IP

Berikut adalah tabel perbandingan antara model OSI dengan protokol jaringan populer TCP/IP:

Model OSI Protokol TCP/IP
7 layer 4 layer
Sangat kompleks Lebih simpel
Lebih detail Lebih singkat dan mudah dipahami
Diperkenalkan sebelum TCP/IP Dikembangkan setelah kapabilitas TCP/IP terbukti

Sebagai kesimpulan, meskipun OSI memiliki beberapa kritik, model ini masih memiliki peran penting dalam standarisasi protokol komunikasi antar perangkat. Namun, pengembangan model protokol komunikasi harus melibatkan pengguna dan penggunaan nyata agar dapat menciptakan model yang lebih adaptif dan dapat relevan dengan perkembangan teknologi.

Terima Kasih Telah Membaca!

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai apa itu OSI. Jika kamu masih punya pertanyaan, jangan ragu untuk meninggalkannya di kolom komentar di bawah ya. Jangan lupa juga untuk terus kunjungi website kami untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar teknologi. Sampai jumpa!