Perbedaan Epigeal dan Hipogeal: Pengertian, Proses dan Contohnya

Epigeal dan hipogeal adalah dua jenis pertumbuhan pada tumbuhan. Banyak orang yang mungkin sudah sering mendengar kata-kata itu, namun tidak tahu perbedaan antara keduanya. Dalam artikel ini, saya akan memberikan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami tentang perbedaan antara epigeal dan hipogeal.

Pertumbuhan epigeal terjadi ketika embrio tumbuh di atas permukaan tanah. Akar pertama tumbuh ke bawah dan tunas tumbuh ke atas, sehingga menyebabkan daun-daun pertama tumbuh di atas tanah. Sedangkan pertumbuhan hipogeal terjadi ketika embrio tumbuh di bawah permukaan tanah. Tunas tumbuh ke atas dan akar-akar tumbuh ke bawah, menyebabkan daun-daun pertama tumbuh di bawah tanah.

Perbedaan ini mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan cara penggunaan nutrisi yang mereka ambil. Dengan memahami perbedaan antara epigeal dan hipogeal, Anda dapat memahami dan menghargai lebih banyak tentang tumbuhan yang tumbuh di sekitar Anda. Mulai dari sayuran hingga tanaman kebun, semuanya memiliki cara sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Mari kita pelajari lebih lanjut!

Pengertian Epigeal dan Hipogeal pada Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan tumbuhan dari biji menjadi tanaman yang besar dan kuat. Dalam perkecambahan, terdapat dua jenis jenis perkecambahan yang dikenal yaitu epigeal dan hipogeal. Epigeal dan hipogeal memiliki perbedaan dalam cara benih tumbuh dan berkembang menjadi tanaman.

  • Epigeal adalah jenis perkecambahan dimana hipokotil tumbuh sedikit kemudian plumula membentang dan mengekspos dirinya di atas tanah. Akar tumbuh secara terpisah menuju bawah untuk menembus lapisan tanah.
  • Hipogeal adalah jenis perkecambahan dimana hipokotil tumbuh lebih jauh ke dalam tanah dan tidak muncul ke permukaan tanah. Plumula berkembang dalam tanah dan akar tumbuh ke bawah lebih dalam.

Biasanya tanaman yang berkembang dari benih hipogeal akan memiliki sistem akar yang lebih dalam. Sementara itu, epigeal lebih mudah terkena dampak lingkungan seperti kekeringan atau kebanjiran yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun, kedua tipe perkecambahan sama-sama mempunyai peran yang penting dalam memastikan kelangsungan hidup tumbuhan.

Sekilas perbedaan hipogeal dan epigeal sangat sulit terlihat, namun pada dasarnya, perbedaan yang paling mencolok adalah pada cara bibit tumbuh ke permukaan tanah. Berikut adalah perbedaan epigeal dan hipogeal

Epigeal Hipogeal
Plumula keluar dari tanah Plumula tetap di dalam bumi
Kepala embrio terbuka dan terbentuk daun sejati di atas Kepala embrio tertutup dan terbentuk kotiledon di atas
Tumbuhan epigeal memiliki batang yang lebih pendek Tumbuhan hipogeal mempunyai batang yang lebih panjang

Dengan mengetahui perbedaan tumbuh kembangnya dari kedua macam tumbuhan ini, maka pemilihan benih yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian yang diinginkan. Selain itu, pemilihan teknologi penanaman yang tepat juga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang diinginkan. Namun, sesuai kondisi tempat di mana tumbuhan ditanam.

Perbedaan Proses Perkecambahan Epigeal dan Hipogeal

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan tumbuhan dengan cara mengekstrak nutrisi dari biji yang masih dalam keadaan tertutup atau menetas dari lapisan luar biji. Perkecambahan terjadi karena faktor internal dan eksternal seperti air, suhu, dan oksigen.

Perkecambahan tumbuhan dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni epigeal dan hipogeal.

  • Epigeal
  • Pada perkecambahan jenis ini, tumbuhan mengeluarkan hipokotil dari dalam biji dan mulai tumbuh ke atas dengan menghasilkan cotyledon yang besar sebagai tempat penyimpanan makanan. Seiring dengan pertumbuhan tumbuhan, hipokotil memanjang dan tumbuhan pun mulai muncul di atas tanah.

  • Hipogeal
  • Perkecambahan jenis hipogeal terjadi ketika biji menetas dan akar bertangkai leher keluar dari biji. Selanjutnya, akar menumbuhkan sistem akar yang berkembang dengan baik di dalam tanah dan bertangkai leher mencapai permukaan tanah, lalu membentuk perbanyakan berkembang menjadi batang dan daun.

Kedua proses perkecambahan ini berbeda dalam cara tumbuhan tumbuh dan berkembang lebih lanjut.

Pada proses perkecambahan epigeal, tumbuhan akan mengeluarkan hipokotil ke arah atas dan cotyledonnya akan mengekspos pada udara untuk melakukan fotosintesis. Sementara itu, pada perkecambahan hipogeal, sistem akar tumbuhan yang lebih kuat akan berkembang dan bertangkai leher akan bertumbuh ke bawah untuk mencari nutrisi dan air yang dibutuhkan oleh tumbuhan.

Perkecambahan Epigeal Perkecambahan Hipogeal
Tumbuhan mengekspos cotyledonnya ke atas Tumbuhan mengekspos cotyledonnya ke bawah
Hipokotil mendorong tanah ke atas Hipokotil berada di tanah dan angkatannya tampak pipih
Cotyledon menghasilkan makanan untuk tumbuhan Akar lebih kuat dalam mencari nutrisi dan air

Dalam perkecambahan, setiap jenis tumbuhan memiliki cara perkembangan yang berbeda. Penting untuk memperhatikan setiap perbedaan ini agar dapat memilih jenis tanaman yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Perkecambahan

Perkecambahan pada tumbuhan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu epigeal dan hipogeal. Epigeal adalah perkecambahan yang dimulai dengan pecahnya kulit benih dan keluarnya bagian atas akar dan daun, sedangkan pada hipogeal, akar keluar lebih dulu dibandingkan daun. Jenis perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Jenis biji: Ada jenis biji yang cenderung mengalami perkecambahan hipogeal, seperti jagung, kacang tanah, dan kacang hijau. Sementara itu, biji tanaman seperti buncis, tomat, dan kacang panjang lebih cenderung untuk mengalami perkecambahan epigeal.
  • Usia benih: Benih yang sudah tua atau rusak cenderung mengalami perkecambahan hipogeal.
  • Lingkungan: Suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya akan mempengaruhi jenis perkecambahan yang terjadi pada biji. Biji yang diletakkan pada suhu yang rendah dan kelembaban yang tinggi lebih cenderung mengalami perkecambahan hipogeal. Sementara itu, biji yang terpapar cahaya lebih cenderung mengalami perkecambahan epigeal.

Perbandingan Perkecambahan Epigeal dan Hipogeal

Selain faktor-faktor di atas, terdapat beberapa perbedaan antara perkecambahan epigeal dan hipogeal, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Epigeal Hipogeal
Perkecambahan pertama kali dimulai dengan… Daun Akar
Bentuk kotiledon pada pembibitan Dilipat Tidak dilipat
Posisi hipokotil saat tumbuh ke atas Dalam tanah Keluar dari tanah
Penggunaan energi dalam proses perkecambahan Menggunakan cadangan makanan dari kotiledon Menggunakan cadangan makanan dari endosperm

Kesimpulan

Jenis perkecambahan pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis biji, usia benih, dan lingkungan. Selain itu, terdapat beberapa perbedaan antara perkecambahan epigeal dan hipogeal, seperti bentuk kotiledon pada pembibitan dan penggunaan energi dalam proses perkecambahan. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jenis perkecambahan dapat membantu dalam membudidaya suatu tanaman dengan cara yang lebih efektif.

Keuntungan dan Kekurangan Perkecambahan Epigeal dan Hipogeal

Saat mempelajari tentang perkecambahan biji tanaman, dua jenis perkecambahan yang paling umum dibahas adalah perkecambahan epigeal dan hipogeal. Kedua jenis perkecambahan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut penjelasan lebih lanjut:

  • Keuntungan perkecambahan epigeal: Pada perkecambahan epigeal, hipokotil munung keluar dari tanah dan membuka cakar kotiledon. Hal ini memungkinkan daun dapat berfotosintesis dengan lebih efisien karena mereka lebih terkena sinar matahari. Selain itu, bentuk perkecambahan ini memungkinkan biji untuk melawan cahaya dan gravitasi yang mengarah ke atas, membuatnya menjadi lebih tahan terhadap angin dan hujan.
  • Kekurangan perkecambahan epigeal: Karena biji harus melewati lapisan tanah, perkecambahan jenis ini memerlukan lebih banyak energi dan waktu untuk berhasil. Selain itu, karena hipokotil dan kotiledon berada di atas tanah, mereka lebih rentan terhadap serangan hewan herbivora atau perubahan cuaca yang drastis.
  • Keuntungan perkecambahan hipogeal: Pada perkecambahan hipogeal, kicotil keluar dari biji dan langsung tumbuh ke bawah tanah. Ini memungkinkan akar tumbuh ke dalam tanah dengan lebih cepat dan mendapatkan akses ke nutrisi yang lebih baik. Selain itu, karena kotiledon tetap berada di dalam tanah, mereka lebih terlindungi dari serangan hewan herbivora dan perubahan cuaca yang drastis.
  • Kekurangan perkecambahan hipogeal: Karena kotiledon berada di dalam tanah, mereka tidak bisa berfotosintesis seperti yang dilakukan oleh daun. Ini memerlukan nutrient cadangan dalam biji untuk menyokong biji pada awal pertumbuhan. Selain itu, karena akar lebih cepat berkembang, perkecambahan hipogeal mungkin lebih rentan terhadap kerusakan akar selama penggalian atau proses transplantasi.

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa keuntungan dan kekurangan dari perkecambahan epigeal dan hipogeal tergantung pada kondisi lingkungan di mana tanaman tumbuh dan jenis tanaman itu sendiri. Melakukan penelitian tentang perkecambahan jenis tanaman tertentu dan menyesuaikan Jenis perkecambahan yang digunakan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman tersebut.

Jenis Perkecambahan Keuntungan Kekurangan
Epigeal – Daun lebih terkena sinar matahari
– Tahan terhadap angin dan hujan
– Memerlukan lebih banyak energi dan waktu
– Rentan terhadap serangan herbivora dan perubahan cuaca drastis
Hipogeal – Akar tumbuh dengan cepat
– Kotiledon terlindungi dari serangan herbivora dan perubahan cuaca drastis
– Memerlukan nutrient cadangan dalam biji
– Rentan terhadap kerusakan akar selama penggalian atau proses transplantasi

Melihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua jenis perkecambahan ini memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, penting bagi petani dan ahli pertanian untuk memperhatikan jenis kondisi lingkungan dan jenis tanaman yang akan tumbuh pada saat memilih jenis perkecambahan yang paling cocok untuk diterapkan.

Contoh Tumbuhan yang Mengalami Perkecambahan Epigeal dan Hipogeal

Perkecambahan pada tumbuhan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu perkecambahan epigeal dan hipogeal. Perbedaan utama dari kedua jenis perkecambahan ini terletak pada posisi dari hipokotil dan epikotil tumbuhan ketika berkecambah. Berikut ini adalah contoh dari tumbuhan yang mengalami perkecambahan epigeal dan hipogeal

  • Epigeal: contoh tumbuhan yang mengalami perkecambahan epigeal adalah tanaman kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang tanah, dan kacang merah. Selain itu, biji-bijian seperti jagung, beras, dan gandum juga mengalami perkecambahan epigeal.
  • Hipogeal: untuk tumbuhan yang mengalami perkecambahan hipogeal di antaranya adalah tanaman kacang-kacangan seperti kedelai dan kacang mete. Selain itu, tumbuhan seperti lobak, jangung, dan semanggi juga memiliki perkecambahan jenis hipogeal.

Perbedaan antara perkecambahan epigeal dan hipogeal mempengaruhi proses pertumbuhan tumbuhan di masa depan. Tumbuhan yang mengalami perkecambahan epigeal biasanya memiliki akar tunggang yang lebih kuat dan cabang-cabang akar yang lebih sedikit. Sedangkan tumbuhan yang mengalami perkecambahan hipogeal akan memiliki cabang-cabang akar yang lebih banyak dan biji tumbuhan tersebut akan tumbuh ke dalam tanah.

Berikut ini adalah tabel perbedaan utama antara perkecambahan epigeal dan hipogeal:

Perkecambahan Epigeal Perkecambahan Hipogeal
Hipokotil berada di atas tanah Hipokotil berada di dalam tanah
Cotyledon terlihat saat tumbuhan tumbuh Cotyledon tetap berada di dalam kulit biji
Akar tunggang biasanya hadir Banyak akar cabang hadir

Mengetahui perbedaan perkecambahan epigeal dan hipogeal pada tumbuhan sangat penting untuk memastikan bahwa kondisi tanah dan lingkungan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing tumbuhan.

Salam Khas dari Para Tumbuhan!

Nah, itulah tadi perbedaan antara epigeal dan hipogeal. Mudah-mudahan artikel ini dapat membantu pemahaman kalian tentang bagaimana tumbuhan tumbuh dan berkembang. Jangan lupa, setiap haru kita bisa belajar banyak dari lingkungan sekitar, termasuk dari tumbuhan juga! Terimakasih telah membaca dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!