Review Google Pixel Tablet: Tampilan Menjanjikan Namun Ada Kekurangan

Google Pixel Tablet telah mencatat banyak pencapaian pertama bagi Google. Ini adalah tablet pertama yang diluncurkan oleh Google dalam hampir lima tahun terakhir. Ini juga merupakan tablet Android pertama dari perusahaan dalam hampir delapan tahun.

Selain itu, Google Pixel Tablet menjadi tablet Google pertama yang mencoba menyatukan batas antara tablet Android dan tampilan smart home. Meskipun penuh ekspektasi, penggunaan Google Pixel Tablet selama beberapa minggu terakhir menimbulkan pertanyaan mengenai keputusan Google untuk kembali terlibat dalam bisnis tablet.

Google Pixel Tablet Review

Desain dan Fitur Fisik

Google Pixel Tablet menawarkan desain yang menarik dengan bingkai aluminium yang dilapisi dengan “nano-ceramic coating.” Meskipun penampilannya yang terkesan muram, coating tersebut memberikan tekstur lembut pada tablet, menciptakan pengalaman memegang yang nyaman.

Fingerprint sensor yang tertanam di tombol power di bagian atas tablet juga mendapat pujian karena kemudahan penggunaannya dan kecepatan respons yang baik. Namun, kekecewaan muncul pada docking charger Pixel Tablet yang terlalu bergantung pada magnet yang lemah, menyebabkan tablet mudah terlepas.

Meskipun speaker dock memberikan kualitas audio yang baik, kelemahan lainnya adalah ketidakmampuan dock untuk berfungsi sebagai speaker Bluetooth atau mendukung perintah suara saat tablet tidak terhubung.

Layar dan Audio:

Layar LCD 11 inci dengan resolusi 2560 x 1600 piksel pada Google Pixel Tablet memberikan tampilan yang tajam dan warna yang bagus. Meskipun demikian, refresh rate 60Hz dianggap sebagai kelemahan, terutama pada penggunaan tablet dengan layar sebesar ini.

Keputusan penempatan speaker pada tablet juga menimbulkan masalah, di mana dua dari empat speaker terletak di tempat yang membuat suara teredam ketika tablet dipegang. Kualitas audio charging dock mendapat pujian, tetapi kelemahannya terletak pada koneksi magnet yang lemah dan keterbatasan fungsionalitas saat tablet tidak terpasang.

Kinerja, Baterai, dan Perangkat Lunak:

Google Pixel Tablet ditenagai oleh chipset Tensor G2 milik Google, yang sama dengan yang digunakan pada seri Pixel 7. Meskipun kinerja Tensor G2 cukup baik, kelemahan utamanya adalah daya tahan baterai yang rendah.

Penggunaan tablet untuk streaming video 4K atau bermain game menyebabkan pengurangan baterai yang signifikan dalam waktu singkat. Baterai yang diklaim dapat bertahan hingga 12 jam untuk streaming video, dalam pengujian nyata hanya mampu bertahan kurang dari tujuh jam.

Selain itu, mekanisme pengisian baterai melalui docking charger memiliki keanehan, di mana tablet hanya bisa diisi hingga 90% dan perlu diatur secara manual untuk mencapai 100%.

Kesimpulan:
Google Pixel Tablet, meskipun menawarkan desain menarik dan beberapa fitur yang dapat diapresiasi, menghadapi sejumlah masalah yang signifikan. Dari baterai yang kurang tahan lama hingga masalah docking charger yang mengganggu, tablet ini mungkin tidak memenuhi ekspektasi pengguna.

Kritik juga ditujukan pada aspek kecerdasan buatan Google Assistant yang dianggap tidak dapat diandalkan. Meskipun tablet ini memiliki potensi, Google perlu menangani masalah-masalah krusial ini untuk membuat Pixel Tablet menjadi pilihan yang lebih menarik di pasar tablet yang kompetitif.