Review MacBook Air M2: Laptop Terbaik Untuk Kebutuhan Mayoritas, Layakkah Dibeli?

Bagi penggemar produk Apple, kehadiran MacBook Air M2 tentunya menjadi angin segar. Laptop ini disebut-sebut sebagai peningkatan signifikan dari pendahulunya, MacBook Air M1.

Tapi benarkah demikian? Dan apakah MacBook Air M2 layak dibeli dengan harganya yang premium? Mari kita bahas detailnya.

Macbook Air M2 Review

Performa Kencang dan Desain Lebih Menawan:

Hal pertama yang langsung mencuri perhatian dari MacBook Air M2 adalah desainnya yang lebih ramping dan ringan. Bobotnya hanya sekitar 2,7 pound, terasa sangat portabel dan nyaman dibawa kemana-mana.

Layar Liquid Retina 13,6 inch pun kini hadir dengan bezel tipis dan notch untuk kamera FaceTime, mengesankan kesan modern dan minimalis.

Bicara soal performa, MacBook Air M2 ditenagai chip M2 Apple yang lebih tangguh. Peningkatan 18% pada single-core dan 35% pada multi-core dibandingkan M1 menjamin kelancaran dalam menangani berbagai tugas, mulai dari browsing internet, editing dokumen, hingga editing foto dan video ringan.

Bahkan, laptop ini sanggup menangani beban kerja berat seperti kompilasi kode atau multitasking dengan banyak aplikasi terbuka tanpa kendala berarti.

Tampilan Memukau dan Baterai Tahan Lama:

Layar MacBook Air M2 kini setara dengan MacBook Pro M2. Panel 2560 x 1664 pixels menawarkan tingkat kecerahan 489 nits (puncak 495 nits dengan konten HDR) dan reproduksi warna yang akurat. Menonton film atau editing foto terasa nyaman dengan detail yang tajam dan warna yang kaya.

Ketahanan baterai menjadi salah satu keunggulan MacBook Air M2. Dalam pengujian, laptop ini mampu bertahan hingga 14 jam 6 menit untuk web browsing.

Meski sedikit di bawah MacBook Air M1 (14:41), masa pakai baterainya tetap tergolong luar biasa. Anda bisa bepergian seharian tanpa khawatir kehabisan daya.

Beberapa Kekurangan dan Opsi Lain:

Meski mengagumkan, MacBook Air M2 bukan tanpa kekurangan. Salah satunya adalah keterbatasan port. Apple hanya menyediakan dua Thunderbolt 4/USB 4 dan sebuah jack headphone. Ketiadaan slot kartu SD atau HDMI mungkin merepotkan sebagian pengguna.

Kekurangan lainnya adalah webcam 1080p yang dinilai kurang mumpuni dibandingkan webcam eksternal seperti Logitech C920. Kualitas gambarnya cukup tajam, namun terlihat sedikit kekuningan dan detailnya kurang bagus.

Soal harga, MacBook Air M2 dibanderol mulai dari sekitar Rp. 17 jt-an, lebih mahal daripada MacBook Air M1. Bagi yang mencari alternatif lebih terjangkau, M1 masih menjadi pilihan valid.

Opsi lain seperti Dell XPS 13 Plus dengan Intel Core i7 juga patut dipertimbangkan, khususnya jika Anda membutuhkan performa grafis lebih tinggi dan dukungan dua monitor eksternal.

Kesimpulan:

Secara keseluruhan, MacBook Air M2 adalah laptop yang luar biasa, terutama untuk pengguna yang menginginkan perangkat portabel, kencang, dengan desain premium dan baterai tahan lama.

Layar yang memukau, keyboard nyaman, dan touchpad responsif melengkapi pengalaman pengguna yang menyenangkan. Meskipun harganya tidak murah dan ada beberapa kekurangan minor, MacBook Air M2 tetap menjadi pilihan terbaik bagi kebanyakan pengguna yang mengutamakan performa, desain, dan ekosistem Apple.

Namun, sebelum memutuskan untuk membeli, ada baiknya mempertimbangkan kebutuhan dan budget Anda. Jika Anda tidak membutuhkan performa M2, MacBook Air M1 masih bisa menjadi pilihan cerdas. Jika Anda membutuhkan grafis lebih baik dan opsi dua monitor eksternal, laptop Windows seperti Dell XPS 13 Plus bisa menjadi alternatif menarik.

Pada akhirnya, keputusan ada di tangan Anda. Semoga ulasan ini membantu Anda menentukan laptop terbaik untuk memenuhi kebutuhan Anda.