Menghadapi Keterbatasan Teknologi, Huawei Tetap Menyokong Penggunaan Chip Buatan China

Di tengah perdebatan seputar kualitas chip produksi dalam negeri China, Huawei dengan tegas menyatakan pentingnya menggunakan chip buatan dalam negeri, meskipun mereka mungkin kalah bersaing dengan pesaing asing.

Pernyataan ini datang dalam konteks potensi rendahnya hasil produksi dari chip Kirin 9000s yang digunakan dalam seri ponsel Huawei Mate 60 Pro. Dalam wawancara dengan UDN.com, Xu Zhijun, ketua Huawei yang saat ini sedang bergantian, menegaskan bahwa meskipun chip dalam negeri China mungkin belum seoptimal chip asing, penggunaannya adalah langkah kunci dalam pertumbuhan teknologi.

Huawei Logo

Memprioritaskan Chip Buatan Dalam Negeri

Huawei, yang merupakan salah satu pemain besar dalam industri teknologi global, telah menarik perhatian dunia dengan penggunaan chip Kirin 9000s SoC buatan China dalam ponsel flagship terbarunya, Mate 60 Pro.

Meskipun chip ini diduga diproduksi oleh SMIC menggunakan teknologi proses kelas 7nm generasi kedua yang diberi nama N+2, penggunaannya dalam perangkat Huawei terkait dengan pelanggaran sanksi Amerika Serikat.

Proses 7nm kelas N+1 asli dari SMIC sebelumnya hanya digunakan untuk membuat chip kecil untuk penambangan kripto, sehingga diyakini bahwa hasil produksi chip besar menggunakan N+2 mungkin rendah. Selain itu, performa dari processor aplikasi ini mungkin lebih rendah dibandingkan dengan chip pesaing yang dirancang di Amerika Serikat.

Meskipun munculnya kritik terhadap kualitas chip dalam negeri China, Xu Zhijun tetap kukuh dalam keyakinannya bahwa penggunaan chip-chip ini adalah esensial untuk pertumbuhan teknologi dan mengurangi kesenjangan yang ada. Dia menganggap bahwa penggunaan chip dalam negeri adalah langkah awal untuk mengembangkan infrastruktur teknologi China yang kuat.

Tantangan di Industri Komputasi

Pada pidatonya di Konferensi Komputasi Dunia 2023, Xu Zhijun menyoroti tantangan yang dihadapi dalam industri komputasi. Dia mencatat bahwa sebelumnya, China kesulitan dalam memproduksi beberapa jenis chip, termasuk chip kartu jaringan dan chip RAID. Bahkan chip manajemen daya untuk server komputer juga tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Hal ini menimbulkan urgensi untuk kembali ke dasar-dasar industri komputasi.

Xu Zhijun membuat perbandingan tajam antara tingkat teknologi produk dalam negeri dan produk asing. Dia menyamakan pesaing asing dengan memiliki keahlian tingkat doktoral, sementara produk dalam negeri China berada pada tingkat sekolah dasar.

Meskipun ada kesenjangan yang signifikan ini, dia tetap menekankan pentingnya China mengembangkan infrastruktur teknologi untuk mencegah kerentanannya terhadap ancaman dan pelanggaran keamanan dari sumber eksternal.

Tantangan Jangka Panjang

Latar belakang dari penekanan pada produksi dalam negeri adalah pembatasan teknologi yang berkelanjutan dari Amerika Serikat terhadap China. Lebih dari 600 entitas China berada dalam daftar entitas pemerintah Amerika Serikat, mempengaruhi berbagai sektor teknologi, mulai dari alat desain hingga produk chip.

Xu Zhijun memberikan peringatan mengenai tantangan jangka panjang bagi produksi semikonduktor di daratan China akibat pembatasan ini, dan ia menyarankan agar kita tidak berharap Amerika Serikat akan mengendurkan pembatasan ini.

Penting untuk diingat bahwa meskipun terdapat ketidaksempurnaan dalam chip buatan dalam negeri China, upaya mereka untuk mandiri dalam industri teknologi adalah langkah yang penting untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing. P

enggunaan chip Kirin 9000s dalam Mate 60 Pro mungkin belum mencapai tingkat optimal, tetapi ini adalah langkah pertama menuju kemandirian dalam industri teknologi yang semakin kompetitif. Dalam menghadapi hambatan dan kritik, Huawei dan China akan terus berjuang untuk mengukir tempatnya di panggung teknologi global.